- Pertemuan bulanan Dharma Wanita (DW) Dinas Pertanian dan Acara Silahturahmi dengan Aparatur Sipil N
- Champion Cabe Kabupaten Solok melakukan Kerjasama dengan PT.Sarana Pangan Madani
- Kegiatan Tematik di BPP IX Koto Sungai Lasi
- GAMBARAN PEMBIBITAN TERNAK SAPI DI KABUPATEN SOLOK
- KUNJUNGAN KEPALA DINAS PERTANIAN KE BRIN DAN PT FOOD STATION TJIPINANG
- MENGENAL TRANSFER EMBRIO (TE) SEBAGAI TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN MUTU GENETIK TERNAK SAPI
- PENANDAAN DAN PENDATAAN TERNAK SAPI DI KABUPATEN SOLOK UNTUK MENANGGULANGI WABAH PMK
- PENGEMBANGAN AYAM KUKUAK BALENGGEK MELALUI PELATIHAN KELOMPOK TANI
- PELAYANAN INSEMINASI BUATAN (IB) PADA TERNAK
- STRATEGI PENGEMBANGAN AYAM KAMPUNG MELALUI SELEKSI
Inovasi Teknologi Organik Farming Komoditi Kentang di Lahan BPP Lembah Gumanti
Tanaman kentang berkembang biak melalui umbi.Tanaman kentang akan tumbuh subur di dataran tinggi yang beriklim dingin. Sedangkan pada dataran rendah dengan suhu udara tinggi, tanaman kentang akan kesulitan membentuk umbi.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lembah Gumanti, Marjulis, waktu melihat Dem-Plot Penerapan Inovasi Teknologi Organik Farming Komuditi Kentang Oleh Mahasiswa Polytani Payakumbuh, di Lahan Percontohan BPP Lembah Gumanti, Kabupaten Solok.
Maryulis menambahkan, Daerah yang ideal untuk budi daya kentang adalah dataran tinggi yang memiliki ketinggian antara 1000-2000 mdpl. Suhu udara yang dingin antara 14-22oC. Curah hujan yang dibutuhkan selama masa pertumbuhan tanaman antara 1000-1500 mm pertahun. Kondisi tanah yang baik adalah tanah gembur yang banyak mengandung unsur hara. Tanah yang keras dan padat akan menghambat pembentukan dan perkembangan umbi.
Baca Lainnya :
- PENYERAHAN SERTIFIKAT PERTANIAN ORGANIK KELOMPOK TANI SAWAH RAMBAHAN NAGARI PARAMBAHAN KEC. BUKIT SU0
Selanjutnya, Ujar Kepala BPP, Tanah untuk budi daya kentang harus digemburkan terlebih dahulu, dengan cara membajak atau mencangkul. Tanah dibajak atau dicangkul dengan kedalaman kurang lebih 30 cm. Untuk kondisi tanah tertentu, pembajakan dilakukan hingga 2 atau 3 kali agar tanah benar-benar gembur.Setelah selesai pembajakan kemudian dilakukan penjemuran minimal satu minggu.Bedengan dibuat dengan lebar 80 cm, tinggi 10 cm serta panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.
Jarak antar bedengan kurang lebih 40 cm untuk akses aliran air hujan agar tidak menggenangi bedengan.Pembuatan bedengan dimaksudkan agar tanaman kentang tidak terendam saat hujan turun. Karena tanaman kentang merupakan tanaman yang sensitif, tidak menyukai kondisi tanah yang terlalu basah maupun terlalu kering, tambahnya.
Kemudian, katanya, setelah pengolahan lahan selesai, selanjutnya adalah pemberian pupuk dasar. Pupuk dasar ditaburkan secara merata diatas bedengan. Pupuk yang baik adalah pupuk kandang yang telah matang, dengan dosis 20-30 ton per hektar lahan dan Penerapan Inovasi Teknologi Organik Farming.
Sedangkan untuk bibit, ujarnya, Pilih umbi yang sehat, tidak terinfeksi penyakit dan dipanen pada usia yang cukup. Bibit yang digunakan sebaiknya berasal dari umbi yang tua dengan ciri umbi kuat, bobot umbi 30-45/50 gram atau 45/50-60 gram dengan besar rata-rata 30-35 mm atau 45-50 mm, dan memiliki tiga hingga lima mata tunas.Varietas yang digunakan Granola, Cipanas, Atlantik M, Repita, Amabile dan Maglia.
Umbi yang baik adalah umbi bertunas dan juga kuat yang telah melewati proses penyimpanan 4 bulan setelah panen, Benih yang bagus jika telah tumbuh tunas kurang lebih 2 cm dan jumlah tunas mencapai 3 hingga 5 tunas per umbi dan permukaan umbi harus mulus dan bebas dari cacat, terang Marjulis.
Selanjutnya, dibuat garitan pada bedengan untuk meletakkan bibit. Bibit kentang ditanam dengan jarak 20 atau 30 cm. Kemudian ditimbun dengan tanah sehingga membentuk guludan setinggi 15 atau 20 cm.