PENINGKATAN POPULASI SAPI POTONG DI KABUPATEN SOLOK

By Dinas Pertanian Kab. Solok 31 Agu 2022, 09:22:09 WIB Peternakan

Sapi potong merupakan salah satu ternak yang banyak dikembangkan di Kabupaten Solok sebagai penghasil daging dan sumber pendapatan bagi peternak. Adapun jenis sapi potong yang banyak dikembangkan di Kabupaten Solok terdiri dari sapi simmental, limousine, angus dan sapi Peranakan Ongol (PO). Jenis sapi potong yang dipilih tergantung pada kesukaan peternak, keadaan lingkungan, kemampuan adaptasi, efisiensi produksi, kemampuan memelihara dan menyusui anak, ukuran badan, pertambahan berat badan, dan sifat-sifat lain yang cocok dengan keinginan peternak yang bersangkutan. Pada tahun 2021 pengembangan sapi potong banyak dilakukan di Kecamatan Kubung, Kecamatan X Koto Diatas dan Kecamatan Lembang Jaya dengan populasi berturut-turut 6.279 ekor, 5.496 ekor dan 4.411 ekor  (Data Statistik Kab. Solok, 2021). Adapun populasi sapi potong di Kabupaten Solok dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik sebagai berikut :

Baca Lainnya :

    Sumber : Data Statistik Kabupaten Solok Th. 2017 sd. 2021

    Pada grafik diatas diketahui bahwa populasi sapi potong meningkat dalam waktu 2 (dua) tahun terakhir. Adapun faktor yang menyebabkan meningkatnya populasi sapi potong adalah sebagai berikut :

     

    1.         Karakteristik Peternak

    Karakteristik peternak merupakan salah satu aspek penting yang turut berpengaruh dalam keberhasilan peternakan sapi. Dalam penelitian ini karakteristik peternak yang dimaksud adalah umur peternak, tingkat pendidikan, lama beternak, dan keikutsertaan dalam pelatihan. Rata-rata peternak di Kabupaten Solok memiliki usia yang masih produktif yaitu 20-45 tahun, pada usia ini biasanya peternak lebih baik, bersemangat dan mudah untuk mengadopsi hal-hal baru. Selain itu tingkat pendidikan peternak juga menjadi hal yang penting dalam kemajuan usaha peternakan yang mana semakin tinggi tingkat pendidikan peternak maka dia akan semakin mudah menerima informasi baru terkait teknik beternak yang baik dan lebih matang dalam mengambil keputusan terkait usaha yang sedang dijalankan.

    Lama beternak juga mempengaruhi terhadap keberhasilan usaha peternakan yang mana peternak dengan pengalaman beternak lebih lama memiliki keterampilan yang lebih baik dibandingkan peternak pemula. Keikut sertaan dalam pelatihan juga akan meningkatkan pengetahuan peternak dari segi teknologi maupaun manajemen pemeliharaan ternak. Biasanya peternak lebih tertarik mengikuti kegiatan pelatihan atau penyuluhan yang dilakukan oleh istansi terkait. 

    2.         Potensi Alam

    Faktor potensi alam diduga mempengaruhi peningkatan populasi sapi potong di Kabupaten Solok seperti luas lahan pertanian. Kabupaten Solok merupakan daerah yang mengembangkan sektor pertanian yang mana merupakan penghasil beras terbesar di Sumatera Barat. Hal ini tentunya sangat mendukung usaha peternakan dengan tersedianya sumber pakan ternak baik dari limbah pertanian maupun perkebunan. Sawah petani yang ditanami padi akan  menghasilkan jerami padi serta dedak padi, sedangkan lahan non sawah biasanya juga digunakan untuk perkebunan yang dapat dimanfaatkan limbahnya untuk pakan ternak. Semakin luas lahan pertanian maka akan semakin meningkatkan hasil pertanian yang merupakan sumber pakan ternak. Menurut Afrizal., et.al (2014) luas lahan pertanian berpotensi menghasilkan limbah hijauan berupa jerami jagung, jerami padi dan daun singkong. Selain itu, potensi hijauan yang lain dari lahan perkebunan berupa rumput lapang, kulit buah kakao, serta pelapah daun kelapa sawit. Tanaman yang terdapat di lahan pertanian dan perkebunan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan pengganti hijauan untuk ternak ruminansia.

    3.    Pelarangan Pemotongan Ternak Betina Produktif

    Sapi betina produktif adalah sapi yang melahirkan kurang dari 5 (lima) kali atau berumur dibawah 8 (delapan) tahun, atau sapi betina yang berdasarkan hasil pemeriksaan reproduksi dokter hewan atau petugas teknis yang ditunjuk dinyatakan memiliki organ reproduksi normal serta dapat berfungsi optimal sebagai sapi induk. Pelarangan pemotongan ternak betina produktif diatur dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan pasal 18 ayat (4) meyebutkan bahwa setiap orang dilarang menyembelih ternak ruminansia kecil betina produktif atau ternak ruminansia besar betina produktif”. Dalam usaha meningkatkan produksi dan produktivitas sapi potong, kontrol terhadap pemotongan sapi-sapi betina adalah sangat penting peranannya terhadap perkembangan populasi. 

    4.    Pemanfaatan Inseminasi Buatan (IB)

    Upaya meningkatkan populasi sapi potong salah satunya dapat dilakukan dengan cara memelihara sapi betina produktif dengan memanfaatkan teknologi Inseminasi Buatan (IB). Inseminasi buatan (IB) bertujuan memperbaiki mutu ternak yang dihasilkan sebab bibit berasal dari pejantan yang unggul atau pilihan (Yani 2017). Aplikasi IB akan lebih efisien karena tidak mengharuskan pejantan unggul dibawa ke tempat betina, cukup dengan membawa semennya saja. Hasil IB dapat meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur serta dapat mencegah terjadinya penularan atau penyebaran penyakit kelamin pada ternak. Hasil IB dapat menghasilkan produksi sapi potong yang lebih baik, dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Meskipun aplikasi IB masih terdapat kekurangan namun teknologi ini masih memberikan dampak yang positif untuk menghasilkan bibit sapi potong yang berkualitas baik.

    Sapi potong dapat dimaksimalkan potensinya agar dapat menghasilkan pedet dan menjadi program pemerintah yang difokuskan untuk peningkatan produksi sapi potong melalui peningkatan pengetahuan peternak mengenai manajemen pemeliharaan sapi potong, memanfaatkan potensi alam yang dimiliki, menjalankan peraturan secara tegas terkait pemotongan ternak betina produktif dan memanfaatkan teknologi . Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi potong dalam jangka pendek bisa membantu memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi dan dalam jangka panjang berdampak peningkatan ekonomi peternak.

     

    Daftar Pustaka

     

    Afrizal, R. Sutrisna., & Muhtarudin. 2014. Potensi Hijauan Sebagai Pakan Ruminansia Di Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu 2(20:93-100)

    Yani, M. 2017. Upaya khusus percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau bunting dan melahirkan dengan baik. Laporan semester 1 Juli 2017.. Mataram (ID): Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB




    Write a Facebook Comment

    Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

    Write a comment

    Ada 2 Komentar untuk Berita Ini

    View all comments

    Write a comment