- Pertemuan bulanan Dharma Wanita (DW) Dinas Pertanian dan Acara Silahturahmi dengan Aparatur Sipil N
- Champion Cabe Kabupaten Solok melakukan Kerjasama dengan PT.Sarana Pangan Madani
- Kegiatan Tematik di BPP IX Koto Sungai Lasi
- GAMBARAN PEMBIBITAN TERNAK SAPI DI KABUPATEN SOLOK
- KUNJUNGAN KEPALA DINAS PERTANIAN KE BRIN DAN PT FOOD STATION TJIPINANG
- MENGENAL TRANSFER EMBRIO (TE) SEBAGAI TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN MUTU GENETIK TERNAK SAPI
- PENANDAAN DAN PENDATAAN TERNAK SAPI DI KABUPATEN SOLOK UNTUK MENANGGULANGI WABAH PMK
- PENGEMBANGAN AYAM KUKUAK BALENGGEK MELALUI PELATIHAN KELOMPOK TANI
- PELAYANAN INSEMINASI BUATAN (IB) PADA TERNAK
- STRATEGI PENGEMBANGAN AYAM KAMPUNG MELALUI SELEKSI
Ayam Kukuak Balenggek Kebanggan Kabupaten Solok Oleh : Kadis Pertanian Kabupaten Solok
Keterangan Gambar : Ayam Kukuak Balemggek
Ayam kukuak balenggek (AKB) berkembang di Kecamatan Payung Sakaki dan Tigo Lurah, Kabupaten Solok. Ayam ini tergolong sebagai ayam "penyanyi" karena memiliki suara kokok yang merdu dan enak didengar.
Karakteristik khas ayam ini adalah suara kokoknya yang bersusun-susun dan bertingkat (balenggek: bahasa Minang), mulai dari empat suku kata. AKB termasuk ternak endemik karena daerah penyebarannya hanya terbatas di daerah Solok dan tidak ditemukan di daerah lain manapun.
Pola kokok AKB sangat berbeda dengan pola kokok ayam pelung, ayam bekisar dan ayam kampung. Suara kokok AKB terbagi atas tiga bagian, yaitu kokok bagian depan, kokok tengah dan kokok bagian belakang (disebut lenggek kokok).
Baca Lainnya :
- E-Proposal Dukung Sistem Bottom-Up16
- Dinas Pertanian Bagikan Benih Padi Gratis0
- Beras Cisokan Kabupaten Solok, Beras Unggulan1
- Budidaya Kentang Menguntungkan0
- Vaksinasi Hewan Cegah Kematianny0
Kokok depan terdiri atas suku kata kokok pertama, kokok tengah terdiri atas suku kata kokok kedua dan ketiga, dan kokok ujung terdiri atas suku kata kokok keempat sampai terakhir (Rusfidra, 2004).
Karena memiliki kokok yang merdu, AKB sering diperlombakan (kontes) dan menarik perhatian para hobi ayam di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Nilai ekonominya sangat ditentukan oleh jumlah lenggek kokok (JLK) dan kerberhasilan memenangkan kontes.
Semakin banyak jumlah suku kata kokok maka semakin mahal harga ayam. Begitu pula ayam yang berhasil memenangkan kontes biasanya memiliki harga jual tinggi.
AKB merupakan plasma nutfah kebanggaan Kabupaten Solok yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Itulah sebabnya AKB dijadikan sebagai fauna maskot Kabupaten Solok (Fumihito et al. 1996).
Berdasarkan bobot badan dikenal dua jenis AKB yaitu ayam bertubuh besar (ayam gadang) dan ayam bertubuh kecil (ayam ratiah). Ayam gadang memiliki bobot badan lebih dari 2 kg, sedangkan ayam ratiah berbobot kurang dari 2 kg.
Selain itu juga ditemukan ayam ratiah berkaki pendek yang disebut ayam batu. Ayam batu memiliki tibia kaki yang pendek, sehingga ayam berjalan seperti merayap. Penampilan ayam berkaki pendek disebabkan karena faktor genetik, yaitu oleh pengaruh gen creeper (Cc).
ASAL AYAM KUKUAK BALENGGEK
Ayam balenggek merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari Kecamatan Payung Sukaki dan Tigo Lurah Kabupaten Solok Sumatera Barat, selain itu ayam ini juga mempunyai kemampuan yang cukup untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Berdasarkan sejarah yang ada, ayam kukuak balenggek sudah mendunia sejak tahun 1981.
Waktu itu seorang Insinyur dari Belanda yang membawa sepasang ayam tersebut ke Negaranya, karena terkesan dengan suaranya yang berirama merdu. Beberapa tahun kemudian ada seorang pejabat yang memberikan cindera mata kepada pangeran askishinonomiya fumihito dari Jepang berupa ayam kukuak balenggek karena dia sangat terkesan dengan keunikan ayamkukuak balenggek ini.
Oleh karena itu, Pemerintah Kapubaten Solok sangat antusias dan senang menjadikan salah satu unggas yang langka ini sebagai maskot fauna di daerahnya.
Ayam kukuak balenggek atau balenggek merupakan asli lokal yang berkembang di Sumatera Barat yang berasal dari Kecamatan Paung Sakaki dan Tigo Lurah. Antara lain; Simanau, Simiso Batu Bajanjang, Garabak Data, Rangking Luluih), Kabupaten Solok.
Ayam tersebut tergolong kedalam ayam penyanyi karena mempunyai suara kokok yang merdu dan enak untuk didengar yang perlu untuk dikembangbiakan keberadaan ayam tersebut.
Suara kukuak balenggek (kokoknya) terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian depan, tengah dan akhir (lenggek kokok). Biasanya ayam jago pada umumnya (misalnya ayam kampung) memiliki kokok yang terdiri atas 4 suku kata dan suku kata yang terakhir lebih panjang dari tiga suku kata sebelumnya. Akan tetapi pada ayam balenggek, kokoknya terdiri atas 6 – 15 suku kata, tergantung faktor genetis dan program pelatihan. Jika kita tirukan, maka susunan dari suku kata itu akan terdengar seperti ini:
6 suku kata : ku..ku..kuuuuuuuu..ku.. ku.. ku..
7 suku kata : ku..ku..kuuuuuuuu..ku..ku..ku..ku..
8 suku kata : ku..ku..kuuuuuuuu..ku..ku..ku..ku..ku dan seterusnya
CIRI KHAS AYAM BALENGGEK
Karakteristik ayam balenggek berdasarkan bentuk fisiknya dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
Yungkilok gadang, berpenampilan tegap, gagah dan cantik. Ayam jantan dewasa berbobot 2 kg sedangkan betina 1,5 kg dengan produksi telur 16 butir per musim.
Batu, ayam ini berpenampilan mirip seperti ayam kate, karena berkaki pendek yaitu sekitar 3 – 4 cm. Bobot ayam dewasa jantan sekitar 1,8 kg dan betina 1 kg dengan produksi telur mencapai 12 butir per musim
Ratiah, ayam ini berpenampilan lebih kecil dan langsing. Ayam jantan dewasa bobotnya mencapai 1,6 kg sedangkan untuk yang betina 0,8 kg dengan produksi telur mencapai 18 butir per musim.
PENAMAAN AYAM BALENGGEK
Penamaan ayam biasanya berdasarkan warna bulu, warna kaki, warna mata, serta kombinasi di antara warna -warna tersebut. Orang Jawa misalnya, mengenal ayam wiring, cemani, blorok, dan yang lainnya. Ayam balenggek juga mempunyai beberapa nama (julukan) berdasarkan warna yang ada pada anggota tubuh, diantaranya :
Tadung : kaki, paruh, dan mata berwarna hitam.
Pileh : kaki, paruh dan mata berwarna putih.
Jalak : kaki, paruh dan mata berwarna kuning.
Kurik : kaki, paruh dan mata berwarna lurik.
Putih : seluruh bulu berwarna putih.
Kanso : seluruh bulu berwarna abu-abu.
Biring : kaki, paruh dan mata berwarna merah.
Kinantan : kaki, paruh, mata dan seluruh bulu berwarna putih